Kisah Pemulung Lahirkan di Gerobak, Sang Ibu Depresi Banyak yang Ingin Beli Bayinya

Kisah Pemulung Lahirkan di Gerobak, Sang Ibu Depresi Banyak yang Ingin Beli Bayinya
Eneng lantas membawa Rosidah dan bayinya ke Rumah Sakit Ibnu Sina, Grogol, Jakarta Barat, Senin (08/01).
"Saya langsung hubungi ibu-ibu PKK supaya nyumbang bedong, pakaian bayi dan ibunya," terang Eneng.

Selama 5 hari di rumah sakit, biaya pengobatan Rosidah ditanggung oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.

"Surat-surat saya yang urus. Dia nggak punya KTP dan KK," jelas Eneng.
Menurut Eneng, saat Rosidah dan bayinya dirawat di rumah sakit, banyak pihak yang ingin membeli bayi Rosidah.
"Banyak yang mau ngambil, bahkan mau beli, sampai Rosidah depresi," kata Eneng.
Setelah keluar dari rumah sakit, Rosidah, Sanudin dan bayinya tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Makaliwe 1, Grogol.
"Ada donatur yang bersedia bantu bayar uang kontrakan, namanya Edi," tutur Eneng.
Kemudian, Sanudin melanjutkan pekerjaannya sebagai pemulung.
"Tanggal 5 Februari dia ke rumah, dia bilang anaknya mau dijual atau saya yang rawat, soalnya Sanudin ini udah nggak sanggup" ujar Eneng.
Lalu, ia minta tolong temannya, pegawai Sudinsos untuk meminta bantuan.
"Mak Yoyo ngasih saya nomor Pak Ridwan, lalu saya hubungi beliau," kata Eneng.
Kamis pagi (08/02), Eneng dan beberapa warga setempat bertemu dengan Ridwan, Satuan Pelaksana 

Sosial Kecamatan Grogol Petamburan, di Pos RW 07.

"Beliau telpon sana sini, akhirnya orang Sudinsos datang, ada enam orang," ujar Eneng.
Sekitar pukul 10.30 WIB, Kamis (08/02), Rosidah, Sanudin dan bayinya dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat.
Sanudin lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 7 Januari 1982.
Tahun 1998, ia nekat merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai pemulung.
Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.
"Jempol dan telunjuk kaki kiri sama telunjuk kaki kanan. Saya potong sendiri pakai pisau," ujar Sanudin.
Tahun 2013 ia menikahi Rosidah, wanita yang seprofesi dengannya.
"Dia mulung juga. Kami satu bos," jelas Sanudin.
Menurut Sanudin, Rosidah merupakan warga asli Kebon Pisang, Jelambar, Jakarta Barat.
Rosidah memiliki saudara tiri bernama Nining yang merupakan warga Jelambar.
Sedangkan Sanudin memiliki kakak perempuan di Karawang, Jawa Barat, yang bernama Ruwenah.
"Kakak saya ikut suaminya ke Karawang, punya anak tiga," terang Sanudin.
Diberitakan, bayi laki-laki dari Rosida (35), wanita yang hampir melahirkan di pinggir jalan, Grogol, Jakarta Barat, dibawa ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Balita Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta Timur.
Bayi berusia satu bulan tersebut diberi nama Taufik Hidayat.

Sebelumnya, Taufik sempat dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (8/2/2018).

Taufik terpaksa dibawa ke PSAA Balita lantaran ibunya menderita gangguan kejiwaan. Sedangkan ayahnya, Sanudin (35), memiliki penyakit gula.
"itu anak sampai dibekap mulutnya oleh sang ibu," kata Tarmizi, petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, kepada Warta Kota, Jum'at (09/02).
Menurut Tarmizi, Sanudin tidak bersedia memberikan anaknya kepada negara.
"Dia hanya bersedia dititipkan saja. Jadi, sewaktu-waktu bisa jenguk dan ketemu anaknya," ujar Tarmizi.
Awalnya, hidup terlantar di jalanan, seorang wanita hampir melahirkan di pinggir jalan. Selama berhari-hari, ia dan suaminya hidup tanpa memiliki tempat berteduh.
Rosida (35) yang sedang hamil tua sebelumnya tinggal bersama suaminya, Sanudin (35).
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==